Site Info

Selasa, Februari 23, 2010

Pansus dengan produk khusus

Posted by mapukre_abdya on 2/23/2010 01:25:00 AM 0 komentar

Pansus dengan produk khusus
Oleh : Abraham FanggidaE 

Mungkin keadaan ini hanya terjadi di Indonesia, di mana lobi para politisi dan elit politik di Jakarta hanya untuk menyebut nama atau tidak, dan semua ini terjadi gara-gara upaya mencari kebenaran melalui pembongkaran suatu skandal korupsi yang menyita perhatian publik.


Pansus Hak Angket dibentuk karena desakan rakyat dan para wakilnya di Senayan merespon untuk menelusuri skandal korupsi bank Century, senilai 6,7 triliun.

Proses di Pansus telah berjalan mendekati akhir. Data, informasi, kecenderungan tentang skandal tersebut sudah dimiliki Pansus, sekali lagi Pansus, bukan orang per orang yang duduk dalam Pansus.

Pansus dengan fokus mencari kebenaran, tentu secara etika harus menjaga akuntabilitas Pansus, bukan akuntabilitas anggota Pansus, juga bukan akuntabilitas parpol yang menetapkan anggotanya dalam Pansus.

Tetapi akuntabilitas Pansus nampak tidak dihormati oleh sejumlah orang dari beberapa parpol dari yang terwakilkan dalam Pansus. Sejumlah orang dimaksud entah meikirkan atau membela rakyat atau pejabat, atau, maaf demi “matrek”, lalu nyata-nyata tidak ingin transparan mengungkapkan skandal ini, terutama terkait “siapa” untuk menyebut nama. Maka, bagaimana kita mau memercayai para elit politisi dari parpol seperti ini untuk mengurus negara demi membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat setidaknya sampai tahun 2014, untuk menjaga martabat negara dan bangsa dalam pergaulan dunia, bahwa ini negeri yang melindungi bahkan memanjakan warga negaranya?

Kita katakan seperti itu karena akuntabilitas anggota dewan serta parpol yang terang-terangan tidak lagi menghormati Pansus yang awalnya memiliki komitmen bersama karena Pansus dimaksudkan mencari kebenaran. Mereka yang tergolong tidak hormat kepada Pansus sungguh tidak ingin transparan atas temuan mereka, jadi, akuntabilitas mereka kepada rakyat dan Negara ini diragukan.

Kita bisa menyimpulkanwakil rakyat serta elite parpol yang demikian seratus persen narsistis. Mereka tidak ingin memberantas korupsi, tidak ingin membangun, tidak ingin memajukan, tidak ingin kemiskinan dihapus dari bumi Indonesia. Apapun yang mereka bicarakan, pidatokan, kunjungan ke sana-ke mana yang katanya untuk mendengar rakyat, boleh dibilang bullshit , penuh dengan topeng hipokratif.

Unit kecil dari DPR RI yang bernama Pansus saja punya nama, bahkan punya komposisi personalia, yang ketika awal pembentukan, pencarian ketua Pansus, jadi rebutan. Kini sebagian dari mereka yang duduk dalam Pansus tidak menyadari sejarah itu, bahkan mungkin lupa dirinya menyandang nama. 

Sungguh tragis, bagaimana tidak, mereka adalah elit pada badan legislatif yang membuat kebijakan untuk membangun Indonesia. Sebagian mereka kini tanpa sadar, mereka sebenarnya adalah aktor pembangunan, legislator, tapi mereka tanpa nama.

Mereka melihat NKRI hanya dihuni antara lain oleh berbagai lembaga negara tanpa aktor di dalamnya. Ada lembaga Presiden, tapi siapa presiden RI? Ada Menteri Pertahanan, tapi siapa Menhan RI? Ada Menteri Luar Negeri, tapi siapa Menlu RI? Ada Menteri Dalam Negeri, tapi siapa Mendagri? 

Bulu kuduk saya koq tiba-tiba berdiri, apakah dengan lembaga tanpa nama, berarti lembaga rakyat itu boleh semena-mena diisi rakyat, siapa pun rakyat itu? Wao, enggak sudi saya, karena saya bayar pajak uang itu untuk membangun negeri ini , dan uang saya serta uang rakyat harus dikelola dengan baik oleh birokrat yang punya nama. Bahkan kalau PNS yang bersangkutan harus punya NIP, kalau TNI/Polri dia itu harus punya NRP, kalau LSM nama lembaga, direktur, stafnya siapa?

Para anggota Pansus yang mungkin lupa, saatnya menunjuk pada diri sendiri bahwa oh ya, “saya punya nama”. Lho, Pansus Hak Angket ini juga punya nama lengkap, Anda yang tahu, saya enggak hafal. Kalau saya jadi Anda di Pansus, saya akan memilih: Take special actions for special situations. Atau nama dan parpol Anda hilang sepanjang hari di mata rakyat. 

Indonesia kaya raya, tiap orang punya nama, tiap lembaga punya nama.

Sumber :  http://polhukam.kompasiana.com/2010/02/22/pansus-dengan-produk-khusus/


0 Responses so far: