Site Info

Senin, Maret 15, 2010

Pabrik CPO Abdya, Mengapa Harus berpolemik

Posted by mapukre_abdya on 3/15/2010 02:18:00 PM 0 komentar

Oleh : Fadhli Ali

seperti halnya kebun pala rakyat di masa lampau--sekarang ribuan hektar kebun pala sudah musnah diserang hama penggerek batang--yang terbukti telah memberikan penghasil dan pendapatan untuk rakyat AcehSelatan dan Abdya. Tanaman kelapa sawitpun dapat menghantarkan masyarakat pada kesejahteraan bila kebun-kebun yang akan berproduksi dimasa menatang adalah milik rakyat. Dalam pandangan saya pembangunan kebun kelapa sawit (PKS) di Abdya teramat penting bila kita percaya dan yakin bahwa masyarakat dari kalangan menengah ke bawah secara siqnifikan adalah pemilik TBS di masa depan. Dalam hal kepemilikan kebun tadi bila masyarakat 60-70 % saja, maka tanaman kelapa sawit menjadi komoditi andalan dalam perekonomian Abdya dimasa mendatang mengingat luas lahan untuk perkebuan sawit mencapai 14.500-16.000 hektar dalam 2 tahun mendatang.


mengapa pembangunan pabrik penting ? harga TBS (tandan Buah Segar) di Abdya selama ini lebih murah 200-250/kg dibandingkan harga dikabupaten lain yang memiliki pabrik seperti Nagan Raya, Meulaboh, Subulussalam, Sigkil atau Aceh Teming. Dibandingkan harga di sentra2 produksi kelapa sawit di Riau, sumatra selatan dan jambi beda harga mncapai Rp 400-450/ kg. Artinya setiap 1 ton TBS petani di Abdya menerima lebih murah Rp 400.000-450.000 di bandingkan petani sawit di riau atau di palembang !! hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun. karena itu sewajarya pabrik kelapa sawit dibangun di Abdya.

Persoalan yang muncul belakangan ini soal apakah pemerintah yang akan bangun atau swasta ? ini adalah masalah tehnis, bukan soal prinsip. tapi karena komunikasi politik antar pihak yang menggenggam kekuasaan di Abdya tidak terbangun secara baik, relasi politik antara legislatif dan eksikutif terbangun diatas fondasi kepercayaan yang rapuh-curiga maka persoalan yang mestinya bisa dikomunikasikan dengan baik dalam waktu 2-3 jam malah jadi perbincangan, perdebatan (kusir) di media dan pelataran K5 selama 2 bulan. apakah eksekutif dan legis latif di Abdya akan terus membiarkan masalah ini menjadi bahan tertawaan pengamat, politisi dan kaum terpelajar yang mengikuti perkembangannya ?

Jika pemerintah punya hasrat supaya pabrik CPO kelak menjadi salah satu sumber PAD --mengingat PKS diyakini akan memberi keuntungan yang cukup besar-- tentu saja itu adalah hasrat yang mulia. karena itu jika dengan memanfaatkan sumber dana Otsus dipandang oleh pihak-pihak tertentu tidak layak mengapa harus kehilangan akal ? mengapa tidak pemda mengajukan kredit untuk membiayai pembangunan pabrik CPO kepada BPD atau BRI (perbankan) ? apakah BPD dan BRI tidak percaya pada pemerintah Abdya ? Jika pemerintah RI dapat menjadikan lapangan Istora senayan sebagai jaminan (agunan) pada kreditur keuangan international (World Bank atau ADB) mengapa tidak Pemda Abdya menyerahkan dokumen lokasi perkantoran kantor Bupati Abdya sebagai agunan untuk mendapatkan dana 100-200 Milyar pada Bank. Kemudian Bupati dan DPRK bersepakat merekrut orang yang dipandang tepat untuk mengelola dana itu atau bermitra bersama dengan perusahaan swasta yang dinilai kredibel ? atau boleh juga melalui BUMD atau dibentuk BLU baru untuk mengelola dana hasil kredit pemerintah itu.

Mengapa mesti ngotot-ngototan ? Politik sak hob (paksa heut), alee puntong dan bak sihet get meutunggeng (dari pada miring lebih bagus tumpah) sudah "ka ga jamannya lagi" kata anak betawi, kegandrungan praktik politek demikian sudah saat nya di hentikan. Akan tetapi jika pemerintah dan DPRK Abdya sealu ingin tampil "HOT" di halaman koran sebaiknya tabiat ini dipertahankan saja. Masih banyak jalan bijak dan arif untuk atasi persoalan, komunikasi politik yang sehat dan santun (meminjam istilah SBY) sangat mungkin dilakukan antara eksekutif dan lembaga atau kelompok tertentu di legislatif, jadi mengapa lagi-lagi rakyat yang digiring-giring terjun kejalan ?

Bagi rakyat yang sibuk dengan persoalan nasibnya sendiri, siapa pun yang bangun pabrik CPO tidak soal, yang penting "..tu pabrik sawit ada di Abdya !!!"

Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=342385884541 


0 Responses so far: